Karya Seni Rupa dan Desain pada umumnya terwujud untuk menanggapi suatu keadaan tertentu yang sedang dihadapi oleh seseorang atau sekelompok orang. Dalam hal ini untuk memenuhi aspek guna (fungsi) atau kebutuhan praktis semata. Akan tetapi penjabaran maksud-maksud tersebut tidak berbaur dengan penjabaran yang bertendensi Sosial, Politik, Ekonomi, Kebudayaan, Agama, ataupun Simbolik
Kegiatan Cipta Rupa dalam dunia seni atau pendidikan seni dapat di pandang sebagai sebuah proses pemecahan masalah perupaan. Proses ini mungkin bermula dari sesuatu yang benar-benar bersifat mental atau konseptual, yakni hanya ada dalam pikiran seseorang, tetapi tidak jarang juga terjadi pada saat seseorang menghadapi sesuatu yang konkret
Pentingnya penguasaan unsur, kaidah dan struktur penataan serta pola komposisi Nirmana secara sederhana dapat di analogikan sebagai berikut:
1. Seseorang perlu mengenal dan memahami huruf abjad sebelum membentuk suatu kata dan mengembangkan pembendaharaan istilah tulis secara tepat
2. Orang harus memahami kaidah gramatik dan sintaksis agar dapat menyusun kalimat yang baik
3. Orang perlu memahami prinsip-prinsip komposisi agar dapat menulis Fiksi, Esei, Karya ilmiah dan semacamnya dengan baik sehingga maksud pesannya dapat terwadahi secara utuh, bermakna efektif dan efisien
Jika unsur-unsur tersebut telah dikuasai, seseorang akan dapat menuliskan ungkapan pikir dan perasaannya sepenuh kemampuan menyeluruh, mendalam, dinamik dan bermakna. Demikian pula halnya penguasaan unsur-unsur Nirmana, struktur penataan unsur, dan asas-asas komposisi visual. Walaupun tidak seketat dan serasional bahasa verbal, penguasaan tiga hal tersebut tetap akan memperbesar kemahiran terhadap pengerjaan desain, terutama yang berkaitan dengan pengembangan konsep desain, pemecahan masalah tata susun, serta efek visual yang akan muncul
🔵 Pengertian Desain dan Nirmana
Istilah Nirmana tidak dapat di lepaskan dari istilah desain, karena Nirmana merupakan istilah dari Indonesia yang menjadi salah satu padanan istilah dari Inggris, yaitu "Design" (Lebih tepatnya di sebut dengan "Basic Design") dalam kerangka yang berkaitan dengan bahasa rupa
Banyak orang menyangka bahwa kegiatan mendesain itu semata-mata berkaitan dengan perencanaan "gambaran bentuk" suatu benda, penyapan gambar kerja, atau perancangan suatu Produk ataupun Karya. Sudah pasti nirmana termasuk di dalamnya, akan tetapi sebenarnya pengertian Desain itu sendiri tidak sesempit sangkaan itu, melainkan memiliki cakupan yang jauh lebih luas. Pada dasarnya yang disebut dengan desain adalah Proses dan kegiatan dalam mencipta rupa untuk tujuan tertentu
Kegiatan mencipta rupa tersebut yang di maksud merupakan kegiatan penataan, penghubungan, pengaitan atau pengorganisasian unsur-unsur dasar ke dalam struktural bentuk tertentu yang sesuai dengan kaidah, prinsip, pertimbangan atau tata susun tertentu. Dengan demikian proses desain meliputi pemilihan unsur-unsur dasar, perencanaan struktur dan pengorganisasian unsur-unsur dasar sesuai dengan struktur atau pola susun tertentu, sehingga menjadi suatu bentuk karya yang utuh atau organis
Berdasarkan pengertian tersebut tersirat adanya kesamaan asasi antara Desain dengan Seni Rupa Murni, tentu saja harus di perhatikan juga adanya beberapa perbedaan kecenderungan antara keduanya. Jika Seni Murni lebih merupakan perwujudan imajinasi dan visi Seniman, maka perwujudan Desain lebih cenderung mengarah pada pemenuhan Praktis penggunannya
Dalam hal yang lebih Khusus, Desain dipahami sebagai proses pokok perancangan yang mengarah pada kegunaan praktis (baik secara langsung maupun tidak langsung), juga dimanfaatkan untuk mempelajari dasar-dasar bahasa rupa dengan tujuan Cipta Rupa yang Nirguna (nonfungsional) dengan penitikberatan pada aspek rupa fisiknya. Untuk itulah terdapat kecenderungan di Indonesia untuk menggunakan kata Nirmana sebagai pengganti istilah Desain
( Baca Juga Pengertian Aliran Seni Rupa KUBISME dan Contohnya )
Walaupun telah lama diterapkan dalam bidang pendidikan Seni, istilah Nirmana belum masuk ke dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) edisi kedua. Maka dari itu asal-usul serta makna asalnya belum tegas. Sepertinya istilah Nirmana ini diangkat dari kosa kata Kawi yaitu Nir dan Mana yang berarti tanpa angan-angan, tanpa emosi, atau tanpa perasaan. Penjabaran kata Nir adalah tanpa atau tidak dengan sedangkan Mana adalah angan-angan, hati, atau perasaan
Secara arti dasar dari istilah ini maka maknanya luas namun lebih mengacu pada bahasan fisik atau visual, dengan tidak mengaitkanntya dengan faktor-faktor "dalam" seperti Intuisi, Emosi, Ekspresi atau Imajinasi. Artinya faktor-faktor Psikologis tersebut tidak termasuk dalam kajian Nirmana, karena titik berat kajiannya lebih mengarah pada aspek fisiknya. Meskipun demikian Prinsip-prinsip teoritisnya tetap dapat dikembangkan sebagai rambu pengendali dalam kegiatan Cipta Seni atau disatukan dengan faktor kehidupan dalam (Inner Life) pada saat prinsip-prinsip itu secara longgar dan padu menjadi bagian pertimbangan saat terjadinya Visualisasi emosi atau Ekspresi
Penggunaan istilah Nirmana adalah kecenderungan pemakaian bahasa Indonesia dalam mengembangkan kosa kata melalui pemaduan dua istilah asli Nusantara.Kasus seperti ini juga terjadi pada penggunaan istilah Nirguna, Niraksara, atau Nirleka. Kemungkinan lain istilah Nirmana berarti "Bukan sesuatu yang mendatangkan manfaat tiba-tiba", dengan penjabaran Nir adalah tidak atau bukan sedangkan Mana adalah keuntungan atau manfaat yang tiba-tiba datang. Makna istilah itu mengarah pada pemahaman dasar-dasar bahasa rupa pada asas pengetahuan yang murni, yaitu pengutamaan penguasaan esensi Intrinsik daripada Ekstrinsiknya. Artinya, pengkaji Nirmana benar-benar lebih di dorong untuk memahami dan menguasai prinsip-prinsip Nirmana tanpa pengutamaan pada segi peran praktis atau manfaat penerapannya. Jika esensi materi Nirmana telah di pahami dan dikuasai seseorang dengan baik, diyakini akan ada kemudahan beginya dalam mengatasi kompleksitas persoalan Visual termasuk kompleksitas manfaat prinsip-prinsip Nirmana dalam penerapan yang lebih luas
🔵 Ruang Lingkup Nirmana
Berdasarkan Matra atau Dimensi fisiknya, Nirmana dapat dipilah menjadi dua :
1. Nirmana Dwimatra (2d), disebut juga Nirmana datar atau Nirmana dua dimensional (two-dimensional design)
2. Nirmana Trimatra (3d) (three-dimensional design), ada juga yang menyebutnya dengan Nirmana Ruang (Space Design) atau Nirmana Masif (Massive Design)
Contoh Nirmana Dwimatra |
Istilah Dwimatra berkaitan dengan dua aspek ukuran atau keluasaanya yaitu panjang dan lebar, yang membentuk bidang gambar datar. Pada bidang ini seseorang dapat membuat "noda" datar yang terlihat tetapi tidak memiliki kedalaman nyata, jadi ke-ruangannya bersifat maya (illusory) atau kesan semata. Contoh karya buatan manusia yang bersifat Dwimatra adalah gambar, lukisan, foto, cetakan, atau tulisan
Contoh Nirmana Trimatra |
Sedangkan istlah Trimatra terkait dengan tiga aspek keluasannya, yaitu panjang, lebar dan tinggi (atau tebal). Nirmana Trimatra ini di tandai dengan adanya bidang nyata yang melingkungi massa atau ruang, sehingga memiliki ketebalan fisik atau ruang nyata. Relief, patung, mobil, atau gedung merupakan contoh benda buatan manusia yang bersifat Trimatra
Demikian penjelasan Pengertian DESAIN dan NIRMANA DWIMATRA serta TRIMATRA. Semoga Bermanfaat bagi Anda. Jika ada tambahan bisa di tambahkan di kolom komentar. Terima Kasih
──────────────────────────────────────────────────
( Baca Juga Pelukis Terkenal Indonesia RADEN SALEH )
keren kak lengkap sekali infonya
ReplyDeleteahok
"Selamat siang Bos 😃
ReplyDeleteMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"